Prinsip-prinsip Desain Unity, Balance, Ritme dan Proporsi berikut ini adalah prinsip-prinsip dalam mendesain yakni 1. Unity Unity adalah kesatuan yang digubah melalui unsur yang mendominasi dan kurang mendominasi serta kedekatan dalam komposisi dalam suatu karya seni. Dominasi diupayakan melalui ukuran, letak, perbedaan atau pengecualian. Hal tersebut dilakukan untuk mencapai harmonisasi/keselarasan. 2. Balance Balance atau keseimbangan adalah stabilitas atau kesan adanya daya tarik yang sama antara bagian yang satu dengan yang lain tanpa meniadakan aksentuasi/klimaks atau yang menjadi pusat perhatian pada susunan karya seni. Keseimbangan dikelompokkan menjadi seperti berikut. Keseimbangan Sentral/Radial adalah keseimbangan yang diperlihatkan melalui unsur yang relatif sama dari pusat hingga ke keseluruhan tepi kiri-kanan, atas-bawah. Keseimbangan Simetris/Formal adalah keseimbangan yang diperlihatkan melalui unsur yang relatif sama dari pusat hingga sisi kiri dengan kanan, dan atau atas dengan bawah. Keseimbangan Asimetris/Inormal adalah keseimbangan yang susunan unsur-unsurnya pada tiap sisi ditempatkan berbeda namun tetap memberikan kesan seimbang, baik dengan komposisi vertikal, diagonal, horizontal atau kombinasi. Kesan lainnya adalah adanya gerak, bebas dan spontan. Keseimbangan Kontras adalah keseimbangan yang didapat dengan menyatukan dua hal yang berbeda baik bentuk, ukuran maupun warnanya, untuk menghindari kesan monoton. Namun, penyatuan tersebut menyusupkan unsur pengalih agar tidak terlalu kontradiktif. Ritme dalam seni rupa adalah susunan atau perulangan yang teratur dari elemen atau unsur dalam suatu objek karya. Susunan gerak ritme didapat dengan beberapa cara, antara lain sebagai berikut. Ritme Repetisi Murni dengan menyusun materi objek dengan mengulang unsur yang sama. Ritme Repetisi Alternatif/Variasi dengan menyusun materi objek dengan perulangan yang diberi alternatif variasi. Ritme Progresi/Gradasi dengan menyusun materi objek dengan variasi perubahan komposisi, ukuran atau warna unsur secara bertahap. Ritme Mengalir/Flowing dengan menyusun materi objek dengan gerak berkelanjutan. Proporsi adalah perbandingan ukuran yang ideal dari objek, baik menurut kenyataan atau perasaan. Hal ini memerlukan kecermatan teknis. Dari pelajaran seni budaya bagian sebelumnya dapat dipahami bahwa seni adalah budaya manusia yang menggabungkan intelektualitas, ketrampilan dan rasa keindahan. Demikian pula dengan seni kriya, diklasifikasikan sebagai seni yang cara pembuatannya lebih didominasi oleh keterampilan tangan. Secara teknik seni kriya ada yang berasal dari dalam negeri dan ada yang dari luar/mancanegara, namun kerena nilai seni itu sendiri bersifat universal, maka berdasarkan bentuknya sudah menyebar rata ke seluruh penjuru dunia dengan berbagai pebedaan cirri-ciri dan variasinya.
2 Sebutkan dan jelaskan 3 software untuk membuat sebuah karya desain grafis Pengolah Pixel/Gambar? 3. Jelaskan yang dimaksud resolusi pada gambar? 4. Dibawah ini merupakan Prinsip-prinsip desain, Jelaskan apa yang dimaksud dengan: a. Keseimbangan (balance) b. Ritme (rhythm) c. Tekanan (emphasis) d. Proporsi (”proportion”) dan e. Kesatuan 404 Not Found - NotFoundHttpException 1 linked Exception ResourceNotFoundException » [2/2] NotFoundHttpException No route found for "GET /Top/ide-usaha-kreatif-inovatif" [1/2] ResourceNotFoundException Logs Stack Trace Plain Text Unityadalah ukuran seberapa baik setiap elemen dari sebuah desain bekerja sama dalam menciptakan keselarasan atau keserasian. Prinsip unity dapat membantu semua elemen bersatu padu dan menghasilkan tema yang kuat, serta menciptakan sebuah hubungan yang saling mengikat. Apa yang dimaksud desain brainly? Jawaban pendek:Artikel SMK kelas X jurusan Multimedia ini membahas mengenai unsur-unsur dan prinsip dasar desain grafis. Yuk, simak pembahasannya bersama! — Kamu mungkin sudah nggak asing lagi ya dengan istilah desain grafis. Dalam kehidupan sehari-hari, kita banyak menemukan contoh penerapan desain grafis. Salah satu yang paling sering kamu temui adalah desain pada kemasan produk. Tapi, kamu tau nggak sih, apa itu desain grafis? Apa Itu Desain Grafis? Desain grafis adalah bentuk komunikasi visual yang memanfaatkan elemen grafis, seperti gambar, teks, warna, dan sebagainya untuk menyampaikan informasi secara efektif. Contoh penerapan desain grafis selain pada kemasan produk, di antaranya poster, papan iklan, brosur, dan masih banyak lagi. Nah, kalo kamu amati beberapa contoh desain grafis di atas, keempatnya punya kombinasi warna, gambar, dan tulisan yang selaras dan saling menyatu, ya. Jadi, terlihat sangat menarik untuk dilihat. Kamu perlu tau, dalam membuat desain, kita nggak bisa asal. Kita perlu memikirkan perpaduan warna yang pas, ukuran gambar, tulisan, proporsi, dan sebagainya. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mempelajari dasar-dasar desain grafis. Ada dua hal yang menjadi dasar desain grafis, yaitu unsur-unsur dan prinsip. Kita akan bahas keduanya secara rinci di artikel ini. So, baca sampai habis, ya! Baca Juga Fakta Jurusan Desain Grafis Mata Kuliah, Kampus Terbaik & Prospek Kerja Unsur-Unsur Desain Grafis Terdapat 9 macam unsur desain grafis, di antaranya titik, garis, bidang, ilustrasi, tipografi, warna, gelap terang, tekstur, dan ruang. Di artikel ini, kita akan bahas 6 unsurnya aja, ya. Nah, kalo kamu mau tau penjelasan lebih lengkapnya, bisa cekicek di aplikasi ruangbelajar! 1. Titik Titik adalah suatu bentuk kecil yang nggak mempunyai dimensi. Umumnya, titik berbentuk bundaran sederhana, mampat, nggak bersudut, dan tanpa arah. Titik cenderung ditampilkan dalam bentuk kelompok, dengan variasi jumlah, susunan, dan kepadatan tertentu. Titik dapat membentuk wujud jika didukung dengan gerak, sinar, dan warna. Titik yang digerakkan bisa memberi kesan adanya garis, tampilnya sinar dalam titik memberikan kesan adanya pancaran, dan tampilnya titik-titik berwarna yang ditempatkan saling berdekatan memberi kesan seolah-olah ada warna lain, atau memberi kesan adanya warna baru. Baca Juga Konsep Desain pada Toko dalam Pemasaran 2. Garis Garis adalah gabungan beberapa unsur titik yang saling sejajar, sehingga membentuk satu kesatuan. Unsur garis akan selalu ada di setiap desain. Bisa berbentuk garis panjang, pendek, lurus, melengkung, tebal, tipis, putus-putus, dan lain sebagainya. Setiap bentuk garis akan menciptakan kesan yang berbeda-beda. Misalnya, garis tebal akan menimbulkan kesan yang tegas, sedangkan garis tipis atau lengkung terkesan lebih luwes dan dinamis. Garis pada desain berfungsi untuk membuat keteraturan, memperjelas poin tertentu, dan dapat diaplikasikan dalam pembuatan bagan atau grafik. 3. Bidang Bidang merupakan garis yang ujungnya saling bertemu dan membuat area tertutup. Unsur yang satu ini juga sering digunakan dalam desain. Bidang menempati ruang dua dimensi atau dwimatra, yaitu hanya memiliki dua ukuran panjang dan lebar. Penggunaan unsur bidang dalam desain grafis nggak hanya untuk mendefinisikan sebuah objek aja, tapi juga menambah daya tarik layout, serta membantu mengkomunikasikan ide desainer kepada audiens. Baca Juga Kenalan dengan Jurusan Desain Komunikasi Visual DKV, Cocok Buat yang Jago Gambar! 4. Warna Warna merupakan unsur yang nggak kalah penting dalam desain grafis. Warna dapat memberi makna dan tema pada sebuah desain. Unsur ini terbagi dalam dua kategori, yaitu warna yang timbul karena sinar RGB dan warna yang dibuat dari unsur tinta CMYK. Nah, untuk mendapatkan hasil karya yang menarik, pemilihan warna nggak boleh asal. Biasanya, desainer akan membuat color palette atau sekumpulan warna yang dipadukan, sehingga menghasilkan kombinasi warna yang unik dan menarik. Selain itu, ukuran pemberian warna juga harus sesuai takaran, ya. Pemberian warna yang terlalu banyak variatif pada desain justru akan terkesan norak. 5. Tekstur Tekstur merupakan visualisasi dari permukaan suatu objek yang dapat dinilai dengan cara dilihat atau diraba. Contohnya, corak dari suatu permukaan benda. Ada yang halus, kasar, lembut, licin, berpori, mengkilap, dan sebagainya. Penggunaan tekstur dapat menambah dimensi dan memperkaya sebuah layout, sehingga objek jadi lebih hidup. Selain itu, tekstur juga bisa membawa audiens supaya lebih mendapatkan feel rasa atau emosi tertentu dalam sebuah desain. Tekstur bisa dibedakan menjadi 2, yaitu tekstur tekstur visual dan tekstur taktil. Tekstur visual adalah tekstur yang bisa dirasakan langsung oleh penglihatan. Tekstur taktil adalah tekstur yang bisa dirasakan dengan penglihatan dan perabaan. 6. Ruang Saat membuat desain, mungkin kamu ingin memasukkan berbagai macam objek agar terlihat lebih kaya dan menarik. Namun, terkadang objek yang terlalu banyak dan menumpuk akan membuat mata audiens menjadi jenuh. Oleh karena itulah, unsur ruang dibutuhkan. Ruang merupakan jarak antara unsur-unsur desain grafis, seperti objek, background, dan teks. Tanpa adanya ruang, kita akan sulit untuk mencerna informasi yang ingin disampaikan. Nah, sekarang kamu sudah tau kan macam-macam unsur pada desain grafis. Selanjutnya, kita akan bahas cara mengatur unsur-unsur tersebut supaya menghasilkan karya yang bagus dan menarik jika dipandang mata, nih. Kuncinya adalah kamu harus paham mengenai prinsip desain grafis. Wah, apa aja ya prinsip desain grafis itu? Baca Juga Konsep dan Struktur Dasar Bisnis Ritel Prinsip Desain Grafis Dalam desain grafis, terdapat delapan prinsip utama yang perlu diperhatikan. Di antaranya ada kesatuan, keseimbangan, proporsi, penekanan, irama, kesederhanaan, kejelasan, dan ruang. Kita akan bahas lima dari delapan prinsip desain grafis tersebut, ya. Materi lengkapnya bisa kamu simak di ruangbelajar. 1. Kesatuan Unity Kesatuan unity dalam desain grafis berarti kohesi, konsistensi, keutuhan, dan keselarasan semua unsur desain. Dengan memperhatikan prinsip kesatuan, karya yang kita buat bisa lebih padu dan menghasilkan tema yang kuat. Contohnya, saat memilih tone warna pada desain, kamu bisa menggunakan color palette supaya nggak ada warna yang saling bertabrakan. Selain itu, kamu juga bisa menggunakan jenis font yang sama atau setipe jika desain kamu banyak mengandung teks. Baca Juga Mempelajari Dasar Komunikasi Bisnis 2. Keseimbangan Balance Nah, dalam desain, selain semua unsurnya harus saling menyatu, kita juga perlu memperhatikan masing-masing komposisinya. Untuk itu, perlu adanya prinsip keseimbangan. Dengan menerapkan prinsip keseimbangan, desain yang kita buat akan memiliki estetika yang baik dan lebih komunikatif. Ada dua pendekatan dalam prinsip keseimbangan desain grafis, yaitu keseimbangan simetris ,asimetris, sederajat dan radial. 3. Proporsi Proportion Secara matematis, proporsi merupakan perbandingan antara bagian yang satu dengan bagian yang lain. Dalam desain, proporsi digunakan sebagai skala untuk membandingkan tiap-tiap unsur. Misalnya nih, kamu ingin membuat desain poster film. Maka, bagian yang ingin kamu tonjolkan ke audiens adalah gambar dan judul film. Jadi, porsi kedua unsur tersebut tentunya akan lebih besar dibanding yang lain. 4. Penekanan Emphasis Penekanan adalah cara untuk menentukan bagian mana yang menjadi prioritas dalam desain yang kamu buat. Biasanya, bagian ini merupakan informasi atau kesan yang ingin kita sampaikan ke audiens. Nah, penekanan dan proporsi tentunya saling keterkaitan, ya. Unsur-unsur yang menurutmu menjadi prioritas pasti akan memiliki proporsi yang lebih besar daripada unsur yang lain. Jenis penekanan dalam desain grafis ada 3, yaitu 1. Hierarki, yaitu ditentukan berdasarkan urutan atau Skala dan proporsi, yaitu menonjolkan informasi utama dengan ukuran font yang lebih besar atau memakan space desain yang lebih Kontras, yaitu menempatkan dua unsur desain yang saling bertentangan satu dengan yang lainnya dalam satu frame desain. 5. Irama Rhythm Irama dalam desain grafis adalah pengulangan atau variasi pada unsur-unsur desain. Irama bisa dihasilkan dari pengulangan unsur-unsur yang sama dengan cara yang konsisten, atau unsur-unsur yang berbeda dari segi bentuk, ukuran, posisi, atau unsur tapi membentuk pola berirama. Oleh karena itu, irama dapat membuat pandangan audiens bergerak dari satu pola ke pola yang lainnya, sehingga tercipta aliran pandangan saat melihat desain yang kamu buat. Nah, itulah unsur-unsur dan prinsip dasar dalam desain grafis yang harus kamu pahami dengan baik. Semoga, setelah mempelajari materi ini, kamu jadi semakin mahir lagi ya dalam membuat desain. Balik lagi ke definisi awal, desain grafis itu bukan cuma sekedar karya, tapi media penyalur informasi juga. Jadi, jangan sampai inti yang ingin kita sampaikan nggak tersalurkan dengan baik karena desain yang kita buat kurang memperhatikan prinsip desain di atas. Oke, selesai sudah materi kali ini. Tentunya, bahasan tentang desain grafis masih sangat luas untuk dibahas. Jadi, tunggu artikel selanjutnya di blog Ruangguru, ya. Tapi, kalo kamu sudah nggak sabar, kamu bisa pelajari materi ini lebih lanjut di aplikasi ruangbelajar. Di sana, sudah lengkap banget kok. Ada rangkuman dan latihan soalnya juga lagi. Yuk, download aplikasinya dan langganan sekarang! Referensi Ingin Jago Mendesain? Kenali Dulu Dasar Desain Grafis!’ [Daring]. Tautan Diakses pada 25 Juni 2021 7 Elemen Desain Grafis Paling Penting’ [Daring]. Tautan Diakses pada 29 Juni 2021 7 Prinsip Desain Grafis yang Perlu Kamu Ketahui dan Pelajari’ [Daring]. Tautan Diakses 30 Juni 2021 Sumber Gambar Gambar Keseimbangan Simetris’ [Daring]. Tautan Diakses 30 Juni 2021 Gambar Irama Melalui Variasi Ukuran’ [Daring]. Tautan Diakses 30 Juni 2021 Gambar Irama Melalui Variasi Warna dan Ukuran’ [Daring]. Tautan Diakses 30 Juni 2021 Artikel ini telah diperbarui pada 11 Agustus 2022.
ViewPraktikum Multiemdia Edukasi - Modul 3 - Desain TEKNIK 12345A at Trunojoyo University. Modul III Desain Grafis Tugas pendahuluan 1. Apa yang dimaksud dengan desain grafis? 2.Mempelajari Unsur dan Prinsip Radiks Desain Grafis SMK Kelas bawah 10 Kata sandang SMK jurusan Multimedia kelas X ini membahas mengenai unsur-unsur dan kaidah radiks desain grafis. — Kamu mungkin sudah nggak asing lagi ya dengan istilah desain grafis. Dalam vitalitas sehari-hari, kita banyak menemukan contoh penerapan desain ilustratif. Salah satu yang minimum sering engkau temui yakni desain pada kemasan barang. Tapi, kamu tau nggak sih, segala apa itu desain grafis? Desain grafis adalah bentuk komunikasi optis yang memanfaatkan elemen grafis, seperti gambar, teks, dandan, dan sebagainya untuk memunculkan informasi secara efektif. Contoh penerapan desain ilustratif selain pada sampul produk, di antaranya poster, papan iklan, selebaran, dan masih banyak lagi. Cukuplah, kalo kamu amati beberapa contoh desain grafis di atas, keempatnya punya kombinasi warna, gambar, dan tulisan yang selaras dan saling menyatu, ya. Kaprikornus, terlihat sangat mengganjur untuk dilihat. Kamu terlazim tau, intern membuat desain, kita nggak bisa bawah. Kita teristiadat memikirkan perpaduan warna nan cukup, format bentuk, gubahan, proporsi, dan sebagainya. Maka dari itu karena itu, penting cak bagi kita bikin mempelajari dasar-dasar desain ilustratif. Ada dua hal nan menjadi dasar desain grafis, merupakan anasir-atom dan pendirian. Kita akan bahas keduanya secara rinci di artikel ini. So, baca sebatas habis, ya! Unsur-molekul Desain Grafis Terwalak 9 macam molekul desain grafis, di antaranya titik, garis, bidang, ilustrasi, tipografi, corak, gelap terang, tekstur, dan ruang. Di artikel ini, kita akan bahas 6 unsurnya aja, ya. Cukuplah, kalo kamu cak hendak tau penjelasan lebih lengkapnya, dapat cekicek di aplikasi ruangbelajar! 1. Titik Bintik adalah satu bentuk kecil nan nggak mempunyai dimensi. Umumnya, titik berbentuk bundaran sederhana, mampat, nggak bersudut, dan tanpa sisi. Titik cenderung ditampilkan intern lembaga kerumunan, dengan diversifikasi besaran, susunan, dan konsistensi tertentu. Titik dapat takhlik wujud jika didukung dengan gerak, sinar, dan warna. Titik nan digerakkan bisa memberi kesan adanya garis, tampilnya sinar dalam titik memberikan kesan adanya pancaran, dan tampilnya titik-titik berwarna yang ditempatkan ganti berdampingan memberi kesan seolah-olah ada warna bukan, atau menjatah kesan adanya warna bau kencur. 2. Garis Garis adalah gabungan beberapa unsur tutul yang saling setinggi, sehingga membentuk satu kesatuan. Unsur garis akan selalu ada di setiap desain. Bisa berbentuk garis panjang, pendek, harfiah, melengkung, tebal, tipis, potol-putus, dan enggak sebagainya. Setiap rajah garis akan menciptakan kesan yang berbeda-beda. Misalnya, garis tebal akan menimbulkan kesan yang tegas, sedangkan garis tipis atau lengkung terkesan bertambah plastis dan dinamis. Garis pada desain berfungsi buat mewujudkan keakuran, memperjelas poin tertentu, dan dapat diaplikasikan privat pembuatan rang atau grafik. Baca juga Konsep Desain pada Toko dalam Pemasaran 3. Latar Bidang adalah garis nan ujungnya saling bertemu dan menciptakan menjadikan daerah tertutup. Elemen yang satu ini kembali sering digunakan privat desain. Bidang menempati ruang dua ukuran ataupun dwimatra, ialah hanya memiliki dua ukuran tataran dan lebar. Penggunaan partikel bidang dalam desain grafis nggak hanya untuk mendefinisikan sebuah alamat aja, tapi pun meninggi taktik tarik layout, serta membantu mengkomunikasikan ide ahli grafis kepada audiens. 4. Warna Warna yakni unsur yang nggak kalah terdahulu n domestik desain grafis. Warna boleh menjatah makna dan tema pada sebuah desain. Unsur ini terbagi intern dua kategori, ialah rona nan timbul karena kirana RGB dan warna yang dibuat dari unsur tinta CMYK. Nah, cak bagi mendapatkan hasil karya yang menarik, pemilahan warna nggak boleh sumber akar. Biasanya, desainer akan menciptakan menjadikan color palette atau sekumpulan dandan yang dipadukan, sehingga menghasilkan kombinasi warna yang istimewa dan menyeret. Selain itu, ukuran pemberian warna kembali harus sesuai takaran, ya. Anugerah warna yang terlalu banyak variatif pada desain tambahan pula akan terkesan norak. 5. Tekstur Tekstur merupakan visualisasi berasal latar satu objek nan dapat dinilai dengan cara dilihat atau diraba. Contohnya, rona pecah satu meres benda. Cak semau nan halus, kasar, lembut, licin, berpori, mengkilap, dan sebagainya. Penggunaan tekstur dapat menggunung dimensi dan memperkaya sebuah layout , sehingga incaran jadi lebih hidup. Selain itu, tekstur lagi dapat membawa audiens supaya lebih mendapatkan feel rasa atau emosi tertentu privat sebuah desain. Tekstur boleh dibedakan menjadi 2, yaitu tekstur tekstur visual dan tekstur taktil. Tekstur visual yaitu tekstur yang bisa dirasakan langsung oleh penglihatan. Tekstur taktil ialah tekstur yang boleh dirasakan dengan penglihatan dan perabaan. 6. Urat kayu Saat takhlik desain, kelihatannya kamu ingin menjaringkan berbagai variasi incaran moga terlihat bertambah mewah dan menarik. Namun, sama sekali sasaran yang plus banyak dan menimbun akan membuat mata audiens menjadi jenuh. Oleh karena itulah, unsur ruang dibutuhkan. Ruang merupakan jarak antara partikel-zarah desain grafis, seperti mangsa, background , dan teks. Sonder adanya ruang, kita akan elusif bagi mengetahui pemberitaan yang ingin disampaikan. Ambillah, sekarang kamu sudah tau kan macam-macam atom pada desain grafis. Selanjutnya, kita akan bahas pendirian mengeset partikel-unsur tersebut supaya menghasilkan karya nan bagus dan menggandeng jika dipandang indra penglihatan, nih. Kuncinya adalah kamu harus paham mengenai pendirian desain grafis. Wah, apa aja ya mandu desain ilustratif itu? Baca sekali lagi Konsep dan Struktur Dasar Dagang Ritel Dalam desain grafis, terdapat delapan kaidah utama nan perlu diperhatikan. Di antaranya terserah kesatuan, keseimbangan, neraca, investigasi, irama, kesahajaan, kejelasan, dan ruang. Kita akan periksa lima dari delapan prinsip desain grafis tersebut, ya. Materi lengkapnya bisa kamu simak di ruangbelajar. 1. Kesatuan Unity Kesatuan unity dalam desain grafis berarti keterikatan, konsistensi, keutuhan, dan keharmonisan semua elemen desain. Dengan mencaci prinsip kesatuan, karya yang kita buat bisa kian padu dan menghasilkan tema yang kuat. Contohnya, saat memilih tone warna pada desain, kamu bisa menggunakan color palette supaya nggak ada warna yang saling bertabrakan. Selain itu, kamu juga dapat menggunakan jenis font yang sama ataupun setipe sekiranya desain beliau banyak mengandung teks. 2. Kesamarataan Balance Padalah, dalam desain, selain semua unsurnya harus saling bergabung, kita juga teristiadat menuduh masing-masing komposisinya. Untuk itu, perlu adanya cara keseimbangan. Dengan menerapkan mandu keseimbangan, desain yang kita buat akan memiliki estetika yang baik dan lebih komunikatif. Ada dua pendekatan dalam cara keseimbangan desain ilustratif, yaitu kesamarataan simetris ,asimetris, sederajat dan radial. 3. Proporsi Proportion Secara matematis, neraca merupakan nisbah antara bagian nan satu dengan babak yang lain. Dalam desain, proporsi digunakan sebagai skala bikin membandingkan tiap-tiap elemen. Misalnya nih, kamu cak hendak mewujudkan desain poster film. Maka, babak nan ingin beliau tonjolkan ke audiens yaitu lembaga dan judul gambar hidup. Jadi, porsi kedua unsur tersebut tentunya akan lebih osean dibanding nan tidak. 4. Penekanan Emphasis Penekanan adalah pendirian buat menentukan bagian mana yang menjadi prioritas dalam desain yang anda buat. Biasanya, bagian ini merupakan mualamat ataupun kesan yang ingin kita sampaikan ke audiens. Padalah, penekanan dan perimbangan tentunya saling keterkaitan, ya. Anasir-elemen nan menurutmu menjadi hak istimewa karuan akan memiliki proporsi yang lebih osean daripada unsur yang lain. Jenis pengkhususan dalam desain ilustratif terserah 3, yaitu 1. Hierarki, yaitu ditentukan berdasarkan urutan atau Perimbangan dan nisbah, yaitu mengistimewakan makrifat utama dengan ukuran font yang kian besar atau memakan space desain nan lebih Kontras, yakni menempatkan dua unsur desain yang saling bertentangan satu dengan yang lainnya privat satu frame desain. 5. Irama Rhythm Irama dalam desain grafis adalah pengulangan maupun variasi lega unsur-unsur desain. Irama dapat dihasilkan terbit dril unsur-elemen yang sama dengan cara yang setia, atau unsur-elemen nan berlainan dari segi bentuk, ukuran, posisi, maupun unsur tapi mewujudkan pola berirama. Oleh karena itu, irama dapat membuat penglihatan audiens bergerak dari satu pola ke transendental yang lainnya, sehingga tercipta rotasi pandangan saat melihat desain yang engkau buat. Nah, itulah unsur-atom dan pendirian dasar privat desain grafis yang harus beliau pahami dengan baik. Seyogiannya, setelah mempelajari materi ini, kamu jadi semakin mahir pun ya dalam membuat desain. Pencong pula ke definisi awal, desain ilustratif itu bukan cuma sekedar karya, tapi ki alat penyalur informasi juga. Jadi, jangan hingga inti yang ingin kita sampaikan nggak terpenuhi dengan baik karena desain yang kita bikin kurang mencamkan prinsip desain di atas. Oke, selesai sudah materi kali ini. Tentunya, bahasan adapun desain grafis masih sangat luas lakukan dibahas. Jadi, tunggu artikel selanjutnya di blog Ruangguru, ya. Tapi, kalo beliau telah nggak sabar, engkau bisa pelajari materi ini selanjutnya di tuntutan ruangbelajar. Di sana, sudah lengkap banget kok. Cak semau ringkasan dan latihan soalnya sekali lagi juga. Yuk, download aplikasinya dan langganan waktu ini! Referensi Ingin Jago Mendesain? Kenali Dulu Dasar Desain Grafis!’ [Daring]. Tautan Diakses sreg 25 Juni 2021 7 Elemen Desain Ilustratif Paling Penting’ [Daring]. Tautan Diakses puas 29 Juni 2021 7 Cara Desain Grafis yang Terlazim Kamu Ketahui dan Pelajari’ [Daring]. Tautan Diakses 30 Juni 2021 Sumber gambar Gambar Keseimbangan Simetris’ [Daring]. Tautan Diakses 30 Juni 2021 Gambar Irama Melalui Keberagaman Ukuran’ [Daring]. Tautan Diakses 30 Juni 2021 Gambar Irama Melalui Variasi Corak dan Ukuran’ [Daring]. Tautan akar-nirmana/ Diakses 30 Juni 2021 Hani Ammariah Anaknya seneng ngitung, tapi nggak kalkulasi. Adv amat pernah kuliah di Institut Perladangan Bogor jurusan Matematika. Sekarang jadi pandai nulis Content Writer di Ruangguru. Apayang dimaksud dengan skala penilaian grafis dalam HRM? Skala penilaian Grafik adalah metode penilaian yang efektif untuk menilai sifat dan perilaku unik dalam tenaga kerja Anda. Mereka adalah alat yang berguna untuk menilai atribut karyawan dan bagaimana ini berhubungan dengan peran mereka saat ini.
Pernahkah Anda melihat sebuah film animasi atau sebuah gambar dengan desain grafis yang cantik, estetik dan menarik? Pernahkah Anda bertanya-tanya, bagaimana cara membuat sebuah karya desain grafis yang cantik dan enak untuk dipandang? Ternyata untuk bisa membuat sebuah karya desain grafis, Anda harus mempunyai pemahaman yang baik terkait 7 prinsip desain grafis. Banyak orang menyepelekan kegiatan membuat karya desain grafis sebagai sesuatu yang gampang. Terlebih di era teknologi saat ini, ada banyak sekali software desain grafis yang dapat dioperasikan dengan mudah. Alhasil muncul anggapan di masyarakat awam bahwa karya desain grafis sangat mudah untuk dibuat, segampang dengan “klik klik” di atas kanvas saja. Padahal kenyataannya tidak demikian. Sebagai sebuah ilmu seni, desain grafis yang berkualitas tidak dapat dibuat sembarangan. Ilmu desain grafis ini pun sama seperti ilmu seni lainnya, di mana desain grafis memiliki cukup banyak aturan yang harus dikuasai dan dipahami oleh para desainer agar karya seni mereka menjadi indah dipandang mata. Pakem-pakem desain ini juga hadir untuk membantu proses belajar dari seorang desainer grafis pemula, agar bisa menyusun berbagai elemen dalam desain grafis dengan baik. Sehingga, design yang mereka buat pun dapat menjadi sebuah satu kesatuan seni yang unik, estetik dan mampu menarik perhatian dari setiap mata yang melihatnya. Sama juga seperti ilmu seni lainnya, pakem-pakem dalam desain grafis ini pun bersifat tidak mutlak. Meski demikian, pemakaian prinsip-prinsip desain grafis ini bisa menjadi pedoman belajar terbaik Anda untuk mengasah skill dan kemampuan dalam membuat sebuah karya desain grafis. Apa sajakah prinsip-prinsip dari desain grafis yang dimaksud? Daripada penasaran, mari temukan jawabannya langsung pada artikel edisi kali ini. Apa itu Prinsip Desain Grafis? Pengertian dan Manfaat untuk Desainer Grafis Pemula7 Prinsip Desain Grafis yang Perlu Dipahami dan Kuasai oleh Designer Pemula1. Keseimbangan Balancea. Keseimbangan Simetrisb. Keseimbangan Asimetris2. Penekanan Emphasisa. Hierarkib. Skala dan Proporsic. Kontras3. Pengulangan Repetitiona. Regularb. Flowing Mengalirc. Progresif Gradual4. Ritme rhythm5. Gerakan Movement6. Kesatuan Unitya. Kedekatan Closureb. Kesinambungan Continuityc. Kesamaan Similarityd. Perataan Alignment7. Ruang Spacea. Ruang Negatif Negative Spaceb. Ruang Positif Positif Spacec. Ruang Tiga Dimensi 3Dd. Ruang Dua Dimensi 2D Apa itu Prinsip Desain Grafis? Pengertian dan Manfaat untuk Desainer Grafis Pemula Apa yang terlintas di pikiran Anda ketika mendengar kata “desain grafis”? Jawaban yang pertama muncul di benak Anda bisa jadi “sebuah karya seni berupa gambar atau film animasi”. Ada juga yang mungkin akan menjawab “desain grafis adalah sebuah karya visual dengan warna-warni serta tampilan yang estetik.” Sebuah karya desain grafis yang baik tentunya akan sangat enak untuk dilihat dan dipAndang oleh siapa saja. Ada banyak sekali bentuk implementasi dari karya seni desain grafis ini, semisal pada film, pamflet, lukisan digital, animasi, dan seterusnya. Sebuah karya desain grafis pun dapat membawakan pesan tertentu yang ingin disampaikan oleh sang desainer kepada masyarakat umum. Pernahkah terlintas di benak Anda, bagaimana sebuah karya desain grafis dapat dibuat dengan sangat baik dan apik? Untuk bisa membuat sebuah karya seni yang baik dan berkualitas, tentunya sang designer harus mempunyai pengetahuan dan skill desain yang mumpuni. Meskipun saat ini ada banyak sekali aplikasi desain grafis berkualitas dan mudah untuk digunakan, rupanya hal tersebut masih belum cukup untuk bisa menghasilkan karya desain grafis yang berkualitas. Penggunaan software desain grafis tersebut tetap harus diimbangi dengan pengetahuan yang baik dari sang desainer terkait prinsip-prinsip desain grafis. Apa itu prinsip-prinsip desain grafis? Apa pula peranan prinsip-prinsip desain grafis dalam karya seni ini? Ketika Anda hendak menjadi seorang desainer grafis, maka Anda harus mempelajari prinsip-prinsip dari desain grafis itu sendiri. Adapun prinsip-prinsip desain grafis adalah serangkaian metode yang digunakan sebagai acuan untuk membuat karya desain. Setiap desainer grafis profesional pasti akan melibatkan prinsip-prinsip desain grafis dalam karya-karyanya. Hal ini, tentu saja, karena sudut pandang dan perspektif dari seorang desainer grafis profesional akan sangat berbeda dari sudut pAndang masyarakat awam. Seorang desainer grafis profesional dapat menilai baik-tidaknya sebuah karya seni menggunakan prinsip-prinsip desain grafis tersebut. Jika orang awam menganggap karya desain grafis A sangat bagus, penilaian yang sama belum tentu diberikan oleh seorang desainer grafis profesional. Berbekalkan pengetahuannya tentang prinsip-prinsip desain grafis, bisa jadi sang designer akan menilai karya seni A masih memiliki kekurangan di beberapa bagian. Semisal proporsi gambar yang tidak seimbang, atau penggunaan warna-warna yang tidak cocok dalam karya tersebut. Banyak orang awam tidak memahami pentingnya prinsip-prinsip pada seni desain grafis. Hampir semua masyarakat awam tidak memandang prinsip desain grafis sebagai sesuatu yang penting, sebab, sebagai seorang pengamat umum, masyarakat awam memperhatikan karya seni secara keseluruhan. Jika karya seni tersebut bagus menurut masyarakat, maka hal tersebut sudah cukup. Prinsip ini jelas tidak diterima oleh para desainer grafis profesional. Mereka akan selalu berkarya mengikuti kreativitas dan inspirasi masing-masing, disertai dengan prinsip-prinsip desain grafis yang baik. Hasil karya seni mereka pun tidak pernah dibuat secara sembarangan. Selalu ada pertimbangan matang dalam proses pembuatan karya seni desain grafis mereka. Apabila hal tersebut tidak dilakukan, maka karya seni yang diciptakan bisa berpotensi rusak atau kacau di proses akhirnya. Ketidaktahuan seorang desainer terhadap prinsip-prinsip desain grafis juga dapat membahayakan jenjang karirnya, di mana karya-karya yang ia buat bisa menjadi sangat buruk menurut dunia designer profesional. Semisal desain grafis yang Anda buat memakai lima jenis font huruf dan warna-warni yang bertabrakan. Karya seni ini mungkin masih dapat diterima oleh masyarakat umum, namun tidak dengan kalangan desainer profesional. Karya Anda ini berpotensi mendapat kritikan secara besar-besaran. Selain itu, memahami prinsip-prinsip desain grafis bisa membantu Anda menjadi lebih mudah menuangkan kreasi dan ide ke dalam bentuk karya. Sebab, Anda sudah mengetahui pakem-pakem dasar serta bagaimana cara terbaik untuk membuat sebuah karya desain grafis. Manfaat lain dari memahami prinsip desain grafis adalah Anda mempunyai kemampuan lebih untuk mengolah elemen-elemen desain sebagai media penyampaian pesan tersirat ke masyarakat. Jadi, karya seni desain grafis Anda pun bisa tampil secara estetik, mencuri perhatian masyarakat, sekaligus mudah menyampaikan pesan kepada mereka. Bayangkan jika Anda menonton film animasi atau melihat pamflet karya seni desain yang berantakan dan tidak estetik. Kira-kira, dapatkah Anda menangkap makna atau pesan yang ingin disampaikan oleh sang desainer? Jawabannya sudah jelas “tidak”. Oleh sebab itu, Anda tidak boleh menyingkirkan pemahaman prinsip desain grafis jika Anda ingin sukses sebagai seorang desainer profesional. Apa sajakah prinsip-prinsip desain grafis yang harus Anda pahami dan pelajari? Mari lanjutkan membaca ke bagian selanjutnya untuk mengetahui jawabannya. 7 Prinsip Desain Grafis yang Perlu Dipahami dan Kuasai oleh Designer Pemula Pada dasarnya, terdapat 7 prinsip desain grafis yang perlu dipahami dan dikuasai oleh setiap desainer pemula. Ketujuh prinsip desain grafis tersebut mencakup keseimbangan balance, penekanan emphasis, pengulangan repetition, ritme rhythm, gerakan movement, kesatuan unity, dan ruang space. Dengan memahami prinsip-prinsip ini, Anda bisa lebih mudah menciptakan aneka desain grafis yang cantik, estetik dan sarat akan makna. Apa sajakah penjelasan dari masing-masing prinsip desain tersebut? Berikut ini adalah jawabannya, dicatat baik-baik ya! 1. Keseimbangan Balance Prinsip desain grafis pertama adalah keseimbangan atau balance. Keseimbangan dari sebuah karya seni menjadi faktor yang paling mudah dinilai oleh setiap designer profesional. Bahkan dalam sekali pAndang pun, seorang desainer profesional dapat menilai apakah karya seni desain grafis Anda sudah memiliki keseimbangan yang tepat. Keseimbangan yang dimaksud di sini adalah bobot dari setiap elemen dalam sebuah desain grafis. Elemen-elemen tersebut bisa berupa warna, ukuran, tekstur dan bentuk-bentuk yang digunakan dalam karya desain grafis. Setiap elemen tersebut selalu memiliki peran dan bobotnya masing-masing dalam semua karya seni. Jadi, pelajaran pertama Anda sebagai seorang desainer grafis pemula adalah mempelajari keseimbangan suatu desain grafis. Cari tahu bagaimana cara terbaik untuk menempatkan setiap elemen desain agar tampak seimbang ketika dikombinasikan menjadi satu. Hindari penempatan elemen-elemen seni secara sembarangan seperti menempatkan setiap elemen di satu titik saja dan mengabaikan ruang-ruang kosong yang lain. Hal ini akan menjadikan karya seni Anda tampak berat sebelah. Jadi, Anda harus menempatkan seluruh elemen seni desain grafis dengan pertimbangan yang matang dan baik. Otomatis, karya seni Anda pun nantinya akan terlihat memiliki satu kesatuan elemen yang utuh dan estetik. Contoh kesalahan penempatan elemen desain grafis yang sering dilakukan oleh desainer grafis pemula adalah memaksakan penempatan elemen-elemen berbobot tinggi pada satu titik ruang dalam karya desainnya. Ketika elemen-elemen berat atau berbobot tinggi ini terfokus pada satu titik dalam kanvas design, maka karya seni Anda akan memiliki kesan yang negatif. Kesan tersebut tak lain adalah Anda menganggap area lain dalam desain tidak penting, sebab, semua elemen berbobot tinggi dikumpulkan di suatu titik. Lalu apa efek nyata dari pelanggaran prinsip desain yang satu ini? Jawabannya bisa bermacam-macam. Namun satu yang pasti adalah karya seni desain Anda menimbulkan penilaian yang negatif dari siapapun yang melihatnya. Penilaian negatif ini dapat berupa kebingungan dalam benak pemirsa, rasa tidak fokus terhadap desain grafis yang dibuat, hingga merasa tidak nyaman ketika mengamati karya seni Anda. Sekali lagi, agar karya seni desain grafis Anda dapat dengan mudah dan nyaman untuk dipahami oleh audiens, maka karya tersebut harus memenuhi prinsip desain balance keseimbangan ini. Catatan penting untuk Anda prinsip keseimbangan dalam ilmu desain grafis sesungguhnya tidak bisa diukur secara pasti seperti menggunakan rumus matematika. Prinsip keseimbangan ini hanya dapat dirasakan oleh para designer menggunakan jiwa seni mereka. Intinya, keseimbangan sebuah karya seni akan terwujud ketika karya seni tersebut dapat memberikan kesan kepada Anda sebagai satu kesatuan produk yang utuh, tidak ada ada elemen yang membebani satu sama lain, dan tidak ada ruang-ruang kosong yang menimbulkan kesan diabaikan. Terdapat dua pendekatan dasar dalam prinsip keseimbangan desain grafis, yakni keseimbangan simetris dan keseimbangan asimetris. Perbedaan keduanya adalah sebagai berikut a. Keseimbangan Simetris Keseimbangan simetris adalah sebuah rangkaian susunan elemen-elemen seni yang dimulai dari titik pusat, lalu bergerak disusun sedemikian rupa agar merata di sisi kiri dan kanan kanvas design. Prinsip keseimbangan simetris ini menekankan pada kesetaraan posisi proporsi dan peletakan elemen-elemen seni dalam desain grafis. Adapun hasil akhir dari desain yang simetris ini akan menimbulkan keseimbangan pada karya seni, melalui peletakan elemen-elemen desain yang berbobot sama atau setara dan secara sejajar di kedua sisi serta garis tengah gambar. b. Keseimbangan Asimetris Selanjutnya adalah keseimbangan asimetris, yang pada dasarnya berkebalikan dari konsep keseimbangan simetris. Di keseimbangan asimetris, elemen yang memiliki bobot sama diatur dalam cara-cara yang berbeda. Dengan menggunakan sistem keseimbangan asimetris, Anda bisa mengatur setiap elemen berbobot sama secara lebih fleksibel pada sisi-sisi halaman kanvas. Untuk menyeimbangkan karya seni desain grafis ini, Anda bisa memakai unsur-unsur penyeimbang yakni warna, ukuran, bentuk serta tekstur desain. Semisal Anda menggunakan bobot elemen secara berlawanan di karya seni yang sedang dikerjakan. Pengaplikasian elemen secara berlawanan ini dilakukan dengan cara mengontraskan satu elemen berbobot besar dengan sejumlah elemen yang bobotnya lebih kecil. Alhasil, walaupun komposisi bobot elemen tidak merata secara simetris, namun setiap audiens yang melihat karya seni Anda masih bisa merasakan keseimbangan yang dipancarkan oleh karya. Jika disimpulkan, prinsip desain keseimbangan simetris memang tampak lebih menyenangkan dan mudah. Meskipun, karya seni keseimbangan simetris dapat membuat desain terlihat membosankan, khususnya jika audience sering melihat karya seni Anda. Sementara prinsip desain asimetris tampak lebih berani dan fleksibel saat dikerjakan. Namun Anda akan dituntut untuk mengerahkan seluruh fokus dan kehati-hatian ekstra saat menyusun elemen-elemen yang berbeda bobotnya dengan metode keseimbangan asimetris. 2. Penekanan Emphasis Selanjutnya adalah prinsip penekanan atau emphasis. Prinsip penekanan emphasis ini mengacu pada pemberian fokus untuk satu elemen tertentu dalam sebuah desain grafis. Seperti apa penekanan yang dimaksud? Mari ambil contoh sebagai berikut. Semisal Anda diminta untuk mendesain sebuah poster bagi sebuah acara seminar. Tentunya dalam poster tersebut, Anda akan memasukkan sejumlah informasi penting agar para pembaca poster bisa menangkap informasi-informasi esensial tentang seminar. Pun kemudian poster tersebut dapat digunakan sebagai media untuk menarik rasa penasaran audiens. Sebelum Anda membuat desain grafis poster seminar itu, maka Anda perlu menyusun beberapa bagian desain dalam bentuk pertanyaan terlebih dahulu seperti Informasi apa yang pertama kali wajib untuk diketahui oleh orang yang melihat poster tersebut? Apakah judul atau topik dari seminar? Apakah nama pembicara dalam seminar tersebut? Ataukah harga tiket masuk seminar? Apakah prioritas Anda terletak pada manfaat yang bisa didapat oleh audience jika mengikuti seminar? Ataukah Anda ingin menonjolkan tempat dan waktu berlangsungnya acara seminar? Pada intinya, prinsip emphasis mengarah pada hal-hal dalam desain yang perlu untuk ditekankan atau ditonjolkan. Dengan begini, pesan yang terkandung dalam desain Anda dapat dengan lebih mudah serta kuat untuk disalurkan ke pemahaman audiens. Lalu bagaimana caranya agar Anda bisa dengan mudah menentukan penekanan emphasis dalam sebuah desain? Jawabannya ternyata sederhana, Anda cukup membuat garis besar dan memilih unsur apa yang lebih penting untuk ditonjolkan. Selanjutnya, Anda bisa mengatur susunan informasi tersebut pada sebuah layout desain. Jika Anda perhatikan sebuah poster pada umumnya, informasi yang ditonjolkan akan dibuat dalam ukuran yang besar dan se-eye catching mungkin. Sementara informasi-informasi yang bersifat minor atau detil pelengkap akan dibuat lebih kecil dan tidak terlalu mencolok perhatian. Kembali pada contoh kasus di atas saat membuat poster. Dapatkah kini Anda memperkirakan bagaimana susunan isi poster yang akan Anda desain? Jika menurut Anda nama pembicara seminar adalah informasi yang paling penting, semisal Anda hendak mengundang presiden atau influencer paling terfavorit di kota tempat tinggal Anda, maka sudah sepantasnya Anda meletakkan nama pemateri tersebut di bagian tengah atau atas poster. Dengan begitu, Anda sudah memberikan penekanan khusus pada elemen nama pemateri seminar, sekaligus menjadikannya sebagai elemen dengan bobot paling besar dalam desain. Selain itu, Anda juga perlu menggunakan kombinasi warna yang menarik atau mencolok agar informasi terpenting dalam desain poster Anda dapat terlihat lebih menonjol. Untuk mempercantik desain, Anda bisa menambahkan foto dari sosok narasumber dalam Seminar. Penggunaan foto sering kali menjadi strategi penekanan desain yang efektif untuk menarik perhatian audiens. Prinsip penekanan Emphasis terdiri dari beberapa jenis, di antaranya a. Hierarki Jenis emphasis yang pertama adalah hierarki. Anda dapat memasukkan sejumlah unsur dalam desain menggunakan jenis penekanan hierarki. Sesuai namanya, hierarki berarti jenis penekanan yang ditentukan berdasarkan urutan atau susunan. Semisal pada desain poster seminar tadi, penulisan nama narasumber sebagai informasi utama dalam poster dapat dilakukan dengan memberikan warna tulisan yang berbeda atau bentuk font yang ditebalkan secara khusus. Setiap informasi utama dalam sistem penekanan hierarki pasti akan lebih ditonjolkan dibandingkan informasi-informasi lainnya yang dirasa kurang penting. Contoh lain dari pengaplikasian metode emphasis hierarki adalah menuliskan pesan utama dalam desain poster dengan menempatkan posisinya di bagian teratas poster. Anda juga bisa memakai bingkai khusus di sekitar informasi utama tersebut. Metode penekanan hierarki ini mampu menonjolkan informasi penting dan menarik mata siapapun yang melihat poster Anda. Dengan demikian, pandangan masyarakat bisa langsung tertuju ke pesan utama yang telah ditandai khusus. b. Skala dan Proporsi Selanjutnya adalah sistem basis berdasarkan skala dan proporsi. Contoh pengaplikasian metode ini adalah dengan meletakkan dua elemen yang bobotnya saling berlawanan seperti besar dan kecil di halaman desain yang sama. Dengan metode desain penekanan skala dan proporsi ini, Anda bisa menonjolkan informasi utama dengan ukuran font yang lebih besar atau memakan space desain yang lebih banyak dibandingkan informasi-informasi pendukung lain. Kembali pada contoh desain poster di atas. Ketika Anda memutuskan bahwa nama pemateri seminar adalah informasi terpenting untuk ditonjolkan, maka sudah pasti Anda akan memperbesar ukuran nama sang pemateri dibandingkan informasi harga tiket masuk seminar yang menjadi di informasi pendukung poster. Inilah contoh nyata dari pengaplikasian sistem penekanan skala dan proporsi. Anda juga bisa menonjolkan informasi penting melalui metode pengombinasian pilihan warna dalam desain. Sehingga elemen-elemen terpenting dapat terlihat menonjol. Semisal Anda memberikan warna putih di bagian nama pemateri seminar, tempat, waktu dan harga tiket. Sedangkan elemen desain lainnya diberikan warna yang berbeda, alhasil bagian desain tulisan putih dapat terlihat menonjol. c. Kontras Jenis penekanan emphasis berikutnya pada prinsip desain grafis adalah kontras. Metode penekanan menggunakan prinsip kontras sangat sering diaplikasikan oleh banyak designer grafis profesional. Hal ini dikarenakan metode kontras sangat mudah untuk diaplikasikan. Metode penekanan desain dengan cara kontras memungkinkan Anda untuk menempatkan dua unsur desain yang saling bertentangan satu dengan yang lainnya dalam satu frame design. Dengan metode kontrasepsi ini pun, elemen desain yang saling bertentangan pun dapat tampak selaras dan menciptakan satu desain yang utuh dan baik. Contohnya seperti ini. Semisal desain poster seminar Anda memakai komposisi warna gelap dan terang, atau hitam dan putih. Kita semua tahu bahwa warna-warna gelap dan terang adalah dua komponen yang kontras alias bertolak belakang. Namun penggunaan warna-warna yang kontras untuk memberikan penekanan dalam desain akan membuat pesan yang terkandung dalam desain poster lebih mudah untuk disampaikan serta ditangkap oleh audiens. Anda pun bisa lebih mudah mengatur komposisi desain agar tampak lebih menarik. Bahkan tak sedikit desainer yang menghindari penggunaan warna-warna senada dalam karya desainnya, sebab cara ini akan membuat desain grafis Anda menjadi tidak jelas maksud serta maknanya. Bayangkan desain poster Anda menggunakan warna-warna yang senada seperti merah muda, merah tua, merah jambu, dan warna ungu. Warna-warna yang senada ini tidak dapat menonjolkan pesan atau maksud yang tertuang dalam desain poster Anda. Jangankan berhasil menangkap pesan yang disampaikan oleh poster, mayoritas audiens sudah tidak tertarik untuk melihat poster ketika memandangnya saja Prinsip penekanan desain melalui metode kontras jauh lebih memudahkan Anda untuk mengarahkan audiens melihat desain yang dipasang. Warna-warni yang kontras dapat langsung menangkap sorot pandang masyarakat ke arah desain dalam satu kali lirikan saja. Alhasil pesan yang dikandung dalam desain tersebut pun dapat tersampaikan dengan baik. 3. Pengulangan Repetition Prinsip desain grafis ketiga adalah pengulangan repetition. Prinsip pengulangan adalah prinsip desain grafis yang digunakan untuk memperkuat tampilan keseluruhan dari sebuah desain grafis itu sendiri. Prinsip pengulangan ini pun sekilas tampak mirip dengan prinsip penekanan, di mana kedua prinsip ini sama-sama bertujuan untuk memperkuat tampilan dari desain grafis ke audiens. Bedanya, prinsip pengulangan lebih menghubungkan berbagai elemen yang berbeda dalam desain grafis Anda agar dapat terlihat lebih teratur dan konsisten. Terdapat 3 jenis prinsip pengulangan dalam desain grafis yaitu regular, mengalir, dan progresif atau gradual. Penjelasan ketiganya antara lain a. Regular Prinsip desain grafis pengulangan regular adalah pola-pola pengulangan dalam bentuk yang simetris. Ada juga yang mendefinisikan prinsip desain grafis pengurangan regular sebagai suatu pola pengulangan yang dilakukan dalam bentuk elemen dan jarak yang sama. Pengaplikasian dari pola pengulangan regular ini sering digunakan pada desain-desain bingkai foto. Itulah mengapa kita seringkali melihat desain-desain bingkai foto tampak rapi, dan memiliki pola-pola repetitif atau pengulangan yang seimbang. b. Flowing Mengalir Pola pengulangan yang kedua dalam desain grafis adalah pola mengalir atau flowing. Pola pengulangan mengalir atau flowing, sesuai namanya, ditujukan untuk menciptakan kesan gambar yang bergerak secara dinamis dan rapi. Adapun contoh nyata dari pengaplikasian pola pengulangan flowing atau mengalir ini dapat Anda temukan pada gambar garis, spiral, kurva, dan bentuk-bentuk lingkaran. Bentuk-bentuk tersebut mampu memberikan kesan atau efek visual ke audiens sebagai gambar yang bergerak secara dinamis. c. Progresif Gradual Bentuk pola pengulangan yang terakhir adalah pengulangan progresif atau gradual. Pola pengulangan progresif atau gradual adalah pola-pola repetitif dalam desain yang menyertai setiap perubahan bentuk yang terjadi dalam desain. Alhasil, pola pengulangan yang dibentuk secara progresif menjadikan karya desain tampak lebih estetik. Dengan sistem progresif, Anda seolah-olah diajak melihat sebuah desain yang berkembang dari satu tahap ke tahap berikutnya. 4. Ritme rhythm Selain prinsip pengulangan, terdapat pula prinsip yang tak kalah penting yaitu prinsip ritme rhythm. Prinsip ritme pada dasarnya sama seperti prinsip pengulangan. Bedanya, prinsip ritme digunakan untuk mengatur pengulangan sehingga menjadi lebih terstruktur. Sebagai hasil akhirnya, desain yang dibuat menggunakan prinsip ritme akan menjadi lebih memiliki nilai seni. Beberapa jenis dan contoh ritme yang biasa digunakan oleh para desainer profesional yaitu ritme linear, ritme bergantian, ritme gradasi ataupun bentuk yang lebih rumit. Sesuai dengan nama masing-masing, ritme linear disusun secara sejajar; ritme bergantian dibuat secara berselang-seling; sedangkan ritme gradasi memberikan karya desain sebuah efek gradasi khusus saat dibuat. 5. Gerakan Movement Salah satu dari 7 prinsip desain grafis selanjutnya adalah gerakan movement. Adapun prinsip gerakan atau movement ini merupakan bentuk pengendalian elemen dalam sebuah komposisi desain grafis. Kegunaan dari komponen gerakan ini adalah menjadikan setiap orang yang melihat karya seni Anda merasa seolah-olah “diarahkan” untuk berpindah dari satu elemen seni ke elemen seni lainnya. Dengan cara seperti ini, setiap pesan atau informasi yang ingin Anda sampaikan lewat karya seni desain grafis dapat tersampaikan secara utuh dan lebih tepat sasaran. Hal ini dikarenakan setiap audiens menikmati karya seni desain grafis Anda secara keseluruhan. Melalui prinsip gerakan, setiap orang mendapat tuntunan lengkap untuk memahami setiap detil dari karya desain grafis Anda. Prinsip gerakan ini juga dapat menciptakan suatu “cerita” dan “narasi” tersendiri dari karya seni desain grafis. Jadi, pesan dalam karya desain grafis Anda pun dapat tersampaikan dan ditangkap dengan lebih mudah oleh masyarakat umum. Mari kembali ambil contoh pada desain poster seminar yang hendak Anda buat tadi. Ketika menerapkan prinsip desain gerakan atau movement, maka Anda akan menyusun informasi dalam poster dengan suatu alur khusus yang mudah untuk dibaca masyarakat. Semisal poster acara seminar Anda harus memuat banyak informasi seperti nama pemateri, tempat dan waktu seminar, biaya pendaftaran dan judul serta topik dari seminar yang akan dilangsungkan. Untuk memudahkan dicerna oleh masyarakat, informasi-informasi tersebut akan Anda susun secara seksama mulai dari informasi yang paling penting, kemudian disambung oleh informasi pendukung lainnya. Rangkaian arus informasi pada desain grafis poster Anda akan dibuat dengan alur menurun mulai dari yang paling penting hingga yang paling tidak penting. Alur tak kasat mata inilah yang nantinya akan menuntun pandangan setiap orang yang membaca poster Anda untuk memahami setiap informasi yang terkandung dalam desain grafis. Jadi tidak akan ada satupun detil informasi yang terlewatkan oleh masyarakat. Prinsip gerakan atau movement ini memang selalu diterapkan pada karya desain grafis yang memuat banyak informasi, seperti poster, brosur, flyer, baliho dan lain-lain. Sebab, apabila Anda mendesain produk-produk tersebut tanpa mempertimbangkan prinsip desain grafis gerakan, maka desain Anda akan terlihat sangat berantakan serta acak-acakan. Efeknya, masyarakat tidak dapat menangkap secara jelas apa inti informasi yang hendak Anda sampaikan ke mereka. Ketidakrapian susunan informasi dalam desain grafis Anda hanya akan membuat masyarakat bingung mencerna pesan. Mereka pun pada akhirnya akan mengabaikan desain pamflet yang telah Anda buat dengan susah payah. Tentunya Anda tidak ingin hal ini terjadi, bukan? 6. Kesatuan Unity Prinsip penting dalam desain grafis berikutnya yang perlu dipahami dan dipelajari dengan baik oleh desainer grafis pemula adalah prinsip kesatuan unity. Prinsip desain kesatuan atau unity ini dapat diartikan sebagai sebuah mekanisme pengaturan beragam elemen desain secara tepat pada frame design. Prinsip kesatuan atau unity memiliki peranan penting agar desain Anda mampu menjadi sebuah karya yang utuh. Selain itu, prinsip kesatuan atau unity mampu memberi efek selaras serta keseluruhan pada desain grafis yang Anda buat. Dengan kata lain, seluruh elemen dan komponen yang berbeda bobotnya dalam karya desain grafis Anda dapat terlihat saling berhubungan, selaras dan saling mengisi satu sama lain. Selain itu prinsip kesatuan bisa membantu mewujudkan kepaduan karya seni dan menguatkan tema yang diusung oleh karya tersebut. Tujuan utama dari kesatuan atau unity dalam karya seni desain grafis umumnya mencakup konsistensi, kohesi, keutuhan dan ketunggalan komposisi karya. Perlu dipahami baik-baik bahwa ketika semua elemen karya visual design Anda saling terkait erat atau bersatu, hal tersebut akan membawa dampak positif dalam benak audiens yang melihat karya Anda. Mereka akan menilai karya desain grafis Anda mempunyai komposisi yang rapi, tidak membingungkan, lebih terorganisir dan berkualitas. Selain itu, pesan yang terkandung di dalam desain dapat dengan lebih mudah ditangkap serta dicerna oleh mereka. Ada 4 jenis prinsip dalam unsur kesatuan atau unity, yakni kedekatan, kesinambungan, kesamaan, dan perataan. Penjelasan masing-masing dari keempat prinsip tersebut antara lain a. Kedekatan Closure Pertama adalah prinsip kesatuan dari segi kedekatan. Prinsip desain kedekatan atau closure dapat membantu Anda untuk menciptakan hubungan yang kuat antara unsur-unsur desain yang serupa, sekaligus saling berkaitan. Anda tidak perlu repot melakukan pengelompokan khusus bagi unsur-unsur desain yang tampak serupa ini. Cukup dengan menerapkan prinsip kedekatan saja, maka Anda sudah bisa mengaitkan unsur-unsur desain yang sama sehingga saling bersinergi. Contoh pengaplikasian prinsip kedekatan adalah menghubungkan setiap unsur desain memakai jenis font, warna dan ukuran yang serupa. Alhasil desain Anda pun dapat tampak sebagai sebuah satu kesatuan visual yang utuh. b. Kesinambungan Continuity Selanjutnya adalah unsur kesinambungan continuity. Untuk menciptakan sebuah karya desain grafis yang saling berkesinambungan, Anda harus mengarahkan mata audiens ke bagian tertentu dalam desain grafis Anda, sebelum ke bagian yang lain. Jadi, saat mendesain, Anda tidak akan sekadar membuat sebuah karya dengan mengandalkan gambar latar belakang kemudian menyelaraskan semua elemen lain ke elemen pusat. Cara desain ini dinilai tidak efektif dan menjadikan karya seni Anda agak susah untuk dipahami audiens. c. Kesamaan Similarity Unsur kesatuan yang ketiga adalah kesamaan atau similarity dari setiap elemen. Sebuah karya desain grafis bisa memiliki unsur-unsur yang serupa atau sama, baik dari segi proporsi, bentuk, warna dan lainnya. Kesamaan bentuk proporsi, warna serta font yang dipakai dalam desain dapat menciptakan kesan tampilan gambar yang menyatu serta harmonis. Selain itu, tampilan desain menjadi lebih enak untuk dilihat. Jika Anda sempat mengamati karya-karya desain grafis profesional, tentunya akan sangat mudah untuk mengenali karakteristik yang satu ini. Pengaplikasian prinsip kesamaan atau similarity dapat menguatkan nuansa serta tema yang diusung oleh karya seni desain tersebut. d. Perataan Alignment Prinsip kesatuan yang terakhir adalah perataan atau alignment. Adapun prinsip desain kesatuan yang satu ini mempunyai peranan penting guna menciptakan tampilan visual yang utuh serta saling terkait dengan setiap elemen dalam desain. Selain itu, prinsip desain perataan berguna untuk menjadikan tampilan desain yang Anda buat tampak lebih terstruktur dan rapi. 7. Ruang Space Prinsip desain grafis terakhir yang perlu dipahami dan dipelajari oleh desainer grafis pemula adalah prinsip ruang atau space. Prinsip desain grafis ini tak lain berarti sebagai sebuah ruang kosong dalam karya seni desain. Adapun “ruang kosong” yang dimaksud merujuk pada jarak dan area tertentu dalam sebuah komposisi desain. Ada empat bagian ruang kosong dalam karya seni desain grafis, yaitu sebagai berikut a. Ruang Negatif Negative Space Ruang negatif adalah area kosong dalam desain. Area kosong ini biasanya mengelilingi subjek dalam sebuah desain grafis. Oleh sebab itu, prinsip desain ruang kosong selalu lebih pasif dibandingkan ruang-ruang lainnya. Ada juga yang yang mendefinisikan ruang negatif dalam desain grafis sebagai tepi dari ruang positif. Tepi tersebut terdapat di sekitar ruang kosong negatif itu sendiri. b. Ruang Positif Positif Space Selanjutnya adalah ruang positif yang berkebalikan dari ruang negatif. Ruang positif adalah sebuah area yang menjadi lokasi titik fokus bagi subjek utama dalam sebuah komposisi desain. Kehadiran ruang positif ini pun turut membangun desain yang utuh. c. Ruang Tiga Dimensi 3D Ruang tiga dimensi adalah area bagi subjek dalam desain grafis untuk mendapat sentuhan kedalaman secara khusus, sehingga subjek seolah-olah memiliki volumenya tersendiri. Adapun sentuhan yang dimaksud dapat berupa warna-warna terang atau gelap yang dikhususkan untuk mempertajam subjek. Semisal Anda memberikan arsiran warna-warna terang dan gelap untuk menciptakan kesan subjek tiga dimensi, sekaligus menonjolkan posisi subjek dalam desain. d. Ruang Dua Dimensi 2D Tipe ruang yang terakhir adalah ruang dua dimensi. Berkebalikan dengan ruang tiga dimensi, ruang dua dimensi merupakan area khusus di mana subjek visual desain tampak datar, tidak memiliki kedalaman khusus seperti ruang kosong tiga dimensi. Jadi para audiens hanya dapat melihat subjek desain dalam versi panjang dan lebarnya saja Demikianlah pembahasan kali ini terkait 7 prinsip utama dalam desain grafis. Ketujuh prinsip di atas tidak bersifat mutlak atau kaku saat diimplementasikan. Anda masih bebas untuk berkarya sesuai gaya dan kreativitas masing-masing. Namun diharapkan prinsip-prinsip desain grafis di atas dapat membantu memudahkan Anda untuk menuangkan ide-ide seni ke media kanvas. Selamat mencoba bereksplorasi desain grafis menggunakan ke tujuh prinsip yang telah kami jelaskan di atas! Semoga juga artikel kali ini dapat bermanfaat menambah wawasan Anda, ya. Sampai jumpa di artikel menarik informatif lainnya dari kami. Jasa Pembuatan Aplikasi, Website dan Internet Marketing PT APPKEY PT APPKEY adalah perusahaan IT yang khusus membuat aplikasi Android, iOS dan mengembangkan sistem website. Kami juga memiliki pengetahuan dan wawasan dalam menjalankan pemasaran online sehingga diharapkan dapat membantu menyelesaikan permasalahan Anda.
Caripekerjaan yang berkaitan dengan Menampilkan lokasi saat ini dengan maps api pada android studio atau merekrut di pasar freelancing terbesar di dunia dengan 21j+ pekerjaan. Gratis mendaftar dan menawar pekerjaan.Jakarta - Table of Contents Show 7 Prinsip Dasar Desain Grafis1. Kesatuan [Unity]2. Keseimbangan [Balance]3. Proporsi [Proportion]4. Irama [Rhythm]7. Penekanan [Emphasis]7 Prinsip Dasar Desain Grafis1. Kesatuan [Unity]2. Keseimbangan [Balance]3. Proporsi [Proportion]4. Irama [Rhythm]7. Penekanan [Emphasis]Video yang berhubunganVideo yang berhubungan Desain grafis adalah cabang ilmu dari seni desain untuk menciptakan elemen rupa di suatu media. Ilmu desain grafis mencakup seni visual, tipografi, tata letak, dan desain dari buku Dasar Desain Grafis karya Alia Nutrisiany Purnomo, desain grafis merupakan kombinasi kompleks antara kata-kata, gambar, ilustrasi, hingga angka-angka yang membutuhkan elemen tertentu sehingga menghasilkan sesuatu yang berguna dalam bidang gambarDalam sebuah desain, objek akan dibuat dan diproduksi untuk dikomunikasikan sebagai sebuah tertentu yang membentuk suatu desain bisa berupa jenis tulisan dengan tebal-tipisnya, ukuran, warna, spasi, ruang, bidang dan lain-lain, melalui unsur titik dan bentuk desain dapat berupa poster, kemasan produk, banner, kalender, dan masih banyak untuk menghasilkan desain yang baik, maka para desainer grafis haruslah memahami prinsip-prinsip desain grafis yang ada. Prinsip-prinsip tersebut bertujuan untuk membantu menghasilkan desain yang baik dan menerapkan prinsip desain, maka desainer akan dengan mudah menggabungkan berbagai elemen atau menyatukan komposisi dalam sebuah tata letak, sehingga pesan dapat Prinsip Dasar Desain Grafis1. Kesatuan [Unity]Prinsip pertama adalah kesatuan, yang memiliki arti sebegai salah satu prinsip dasar desain grafis yang sangat tidak adanya kesatuan dalam sebuah karya desain akan terlihat kacau dan tidak sedap dipandangnya. Prinsip dari kesatuan dalam komposisi adalah semua bagian bentuk harus saling memiliki bisa diciptakan dari sebuah bentuk lainnya yang saling menghubungkan seluruh bentuk tersebut atau disebut dengan prinsip membantu membuat elemen-elemen pada sebuah objek saling berdekatan, sehingga mereka akan terlihat bersatu/milik Keseimbangan [Balance]Keseimbangan secara visual diartikan sebagai suatu kondisi yang sama, baik itu secara horizontal [kanan-kiri] maupun vertikal [atas-bawah.]Unsur keseimbangan desain meliputi bentuk, tekstur, nilai, ukuran, dan warna. Keseimbangan dalam sebuah desain, dibuat agar orang yang dapat dengan nyaman terbagi menjadi dua macam, yakni keseimbangan simetris dan keseimbangan Keseimbangan simetris [formal balance] adalah susunan elemen yang meratakan sisi pusat atas ke bawah atau dari kiri ke kanan. Keseimbangan ini sifatnya sederhana dan formal. b. Keseimbangan asimetris [informal balance] adalah pengaturan berbeda dengan berat yang sama dari komposisinya pada setiap sisi halaman. Keseimbangan asimetris biasanya banyak digunakan untuk desain kontemporer atau desain Proporsi [Proportion]Desain juga harus memenuhi prinsip proporsi yakni perbandingan ukuran yang digunakan untuk membantu membandingkan panjang dan lebar, antara gambar dengan bidang membuat desain yang proporsional, kalian bisa menggunakan kotak untuk membuat kerangka dengan margin, kolom, dan jarak sehingga membentuk suatu Irama [Rhythm]Selanjutnya ada prinsip irama yang menjadi sebuah pola pengulangan terus menerus secara teratur, yang dibuat dari adanya unsur-unsur yang dapat mengajak mata kita untuk mengikuti pergerakan objek. Dalam desain, prinsip irama sesungguhnya adalah hubungan pengulanya dari berbagai bentuk-bentuk indir rupa, yang menjadi kunci visual KontrasTak kalah penting, terdapat hal untuk menghindari elemen desain dalam satu halaman yang terlihat sama atau serupa yang disebut dengan diciptakan dari suatu hal yang berbeda, perbedaan tersebut bisa dilihat dari warna perbedaan ukuran sekarang bentuk dan lain kontras menjadi visualisasi yang paling menarik perhatian orang dalam melihat sebuah halaman HarmoniSelanjutnya ada prinsip harmoni atau keserasian yang memiliki fungsi sebagai faktor yang mengamankan agar suatu desain tidak terkesan terlalu kontras memberikan kesan kuat dan aktif sehingga menarik perhatian, harmoni justru akan menunjukan kesan Penekanan [Emphasis]Terakhir, desain perlu memiliki prinsip penekanan yang berarti suatu hal yang menjadi fokus atau yang mendapatkan perhatian bagian penekanan ini, tata letak merupakan kebutuhan yang penting untuk menarik pandangan itulah penjelasan mengenai prinsip-prinsip dasar desain grafis. Jangan lupa menerapkan prinsip-prinsip di atas, ketika ingin membuat sebuah desain ya, detikers! Simak Video "5 Pekerjaan Teknologi yang Menjanjikan di Masa Depan" [faz/faz] Page 2 Jakarta - Desain grafis adalah cabang ilmu dari seni desain untuk menciptakan elemen rupa di suatu media. Ilmu desain grafis mencakup seni visual, tipografi, tata letak, dan desain dari buku Dasar Desain Grafis karya Alia Nutrisiany Purnomo, desain grafis merupakan kombinasi kompleks antara kata-kata, gambar, ilustrasi, hingga angka-angka yang membutuhkan elemen tertentu sehingga menghasilkan sesuatu yang berguna dalam bidang gambarDalam sebuah desain, objek akan dibuat dan diproduksi untuk dikomunikasikan sebagai sebuah tertentu yang membentuk suatu desain bisa berupa jenis tulisan dengan tebal-tipisnya, ukuran, warna, spasi, ruang, bidang dan lain-lain, melalui unsur titik dan bentuk desain dapat berupa poster, kemasan produk, banner, kalender, dan masih banyak untuk menghasilkan desain yang baik, maka para desainer grafis haruslah memahami prinsip-prinsip desain grafis yang ada. Prinsip-prinsip tersebut bertujuan untuk membantu menghasilkan desain yang baik dan menerapkan prinsip desain, maka desainer akan dengan mudah menggabungkan berbagai elemen atau menyatukan komposisi dalam sebuah tata letak, sehingga pesan dapat Prinsip Dasar Desain Grafis1. Kesatuan [Unity]Prinsip pertama adalah kesatuan, yang memiliki arti sebegai salah satu prinsip dasar desain grafis yang sangat tidak adanya kesatuan dalam sebuah karya desain akan terlihat kacau dan tidak sedap dipandangnya. Prinsip dari kesatuan dalam komposisi adalah semua bagian bentuk harus saling memiliki bisa diciptakan dari sebuah bentuk lainnya yang saling menghubungkan seluruh bentuk tersebut atau disebut dengan prinsip membantu membuat elemen-elemen pada sebuah objek saling berdekatan, sehingga mereka akan terlihat bersatu/milik Keseimbangan [Balance]Keseimbangan secara visual diartikan sebagai suatu kondisi yang sama, baik itu secara horizontal [kanan-kiri] maupun vertikal [atas-bawah.]Unsur keseimbangan desain meliputi bentuk, tekstur, nilai, ukuran, dan warna. Keseimbangan dalam sebuah desain, dibuat agar orang yang dapat dengan nyaman terbagi menjadi dua macam, yakni keseimbangan simetris dan keseimbangan Keseimbangan simetris [formal balance] adalah susunan elemen yang meratakan sisi pusat atas ke bawah atau dari kiri ke kanan. Keseimbangan ini sifatnya sederhana dan formal. b. Keseimbangan asimetris [informal balance] adalah pengaturan berbeda dengan berat yang sama dari komposisinya pada setiap sisi halaman. Keseimbangan asimetris biasanya banyak digunakan untuk desain kontemporer atau desain Proporsi [Proportion]Desain juga harus memenuhi prinsip proporsi yakni perbandingan ukuran yang digunakan untuk membantu membandingkan panjang dan lebar, antara gambar dengan bidang membuat desain yang proporsional, kalian bisa menggunakan kotak untuk membuat kerangka dengan margin, kolom, dan jarak sehingga membentuk suatu Irama [Rhythm]Selanjutnya ada prinsip irama yang menjadi sebuah pola pengulangan terus menerus secara teratur, yang dibuat dari adanya unsur-unsur yang dapat mengajak mata kita untuk mengikuti pergerakan objek. Dalam desain, prinsip irama sesungguhnya adalah hubungan pengulanya dari berbagai bentuk-bentuk indir rupa, yang menjadi kunci visual KontrasTak kalah penting, terdapat hal untuk menghindari elemen desain dalam satu halaman yang terlihat sama atau serupa yang disebut dengan diciptakan dari suatu hal yang berbeda, perbedaan tersebut bisa dilihat dari warna perbedaan ukuran sekarang bentuk dan lain kontras menjadi visualisasi yang paling menarik perhatian orang dalam melihat sebuah halaman HarmoniSelanjutnya ada prinsip harmoni atau keserasian yang memiliki fungsi sebagai faktor yang mengamankan agar suatu desain tidak terkesan terlalu kontras memberikan kesan kuat dan aktif sehingga menarik perhatian, harmoni justru akan menunjukan kesan Penekanan [Emphasis]Terakhir, desain perlu memiliki prinsip penekanan yang berarti suatu hal yang menjadi fokus atau yang mendapatkan perhatian bagian penekanan ini, tata letak merupakan kebutuhan yang penting untuk menarik pandangan itulah penjelasan mengenai prinsip-prinsip dasar desain grafis. Jangan lupa menerapkan prinsip-prinsip di atas, ketika ingin membuat sebuah desain ya, detikers! Simak Video "5 Pekerjaan Teknologi yang Menjanjikan di Masa Depan" [GambasVideo 20detik] [faz/faz] Video yang berhubungan.